Sabtu, 14 Mei 2011

Pengaruh Lingkungan terhadap Prestasi Anak

Belajar itu tidak mudah, sama halnya dengan  mengajar. Perlu kesabaran plus kesungguhan yang luar biasa, apalagi yang di hadapi adalah anak-anak yang luar biasa. Yah, semua anak itu LUAR BIASA, namun banyak yang menafsirkan bahwa masih ada anak yang bodoh dan bandel/nakal. Ada sesuatu hal yang menjadi penyebab mengapa anak itu bodoh atau nakal. Bisa dilihat dari faktor internal atau eksternalnya. Sebenarnya yang paling berdampak adalah faktor lingkungan. Karena lingkungan sangat mempengaruhi tingkah laku anak. Apalagi yang masih duduk di bangku SD cenderung masih menerima segala bentuk respon yang diberikan untuknya

Ada suatu kejadian nyata yang pernah saya alami, ketika di lihat nilainya semuanya jelek, tulisannya juga sangat berantakan. Namun dia cepat menangkap pelajaran yang diajarkan, apalagi kalau menghapa. Nah, ternyata dia pernah bercerita bahwa dia sering dipojokkan dengan saudara-saudaranya. hal itulah yang membuatnya merasa bahwa dia adalah anak yang bodoh. Di dalam pikirannya telah tertanam bahwa "aku anak bodoh" , alhasil itu sangat berpengaruh kepada prestasi belajarnya.

Adalagi seorang anak yang gara-gara ketakutannya dan kebenciannya kepada gurunya maka nilainya selau rendah. Padahal ketika dites nilainya  sangat bagus, soal ujiannya jauh lebih mudah dibandingkan dengan soal yang di tes ketika les.

Seperti kata pepatah "Jika kita berteman dengan penjual minyak wangi maka kita akan kecipratan wanginya"

Atau adalagi yang mengatakan bahwa "Bertemanlah dengan orang yang pintar agar ketularan pintarnya"

Hal itu berarti bahwa ternyata lingkungan sangat berdampak pada kepribadian sesesorang. Lingkuang yang baik akan membentuk kepribadian yang baik, begitu pula sebaliknya. 

Nah, ternyata pengaruh dari lingkungan dapat mempengaruhi motivasi internal anak. Buat anak merasa nyaman dengan kita, maka akan mudah untuk mendidiknya.

Selasa, 10 Mei 2011

Kisah Gadis Kaktus


Kuat tidaknya seseorang tergantung berapa besar cobaan yang dialaminya. Semakin besar cobaannya maka semakin kuatlah dia. Banyak orang yang sukses terlahir dari kegemelutan kehidupan yang tidak biasa. Kebanyakan dari keluarga yang sangat sederhana dan memiliki problema kehidupan yang kompleks. Lika-liku kehidupan itulah yang membuat dia tegar, kuat, dan semakin dekat dengan Robb-nya. Al-hasil, Allah yang selalu menepati janjiNya, menjadikannya ia sukses dan berhasil. Hal itulah yang menyebabkan aku suka sekali mendengar cerita-cerita kehidupan seseorang. Banyak pelajaran yang didapat. Ternyata kehidupan seseorang yang kita kira bahagia penuh dengan cobaan yang beraneka ragam, yang mungkin jika aku yang mengalaminya tidak bisa setegar dan sekuat mereka. Salah seorang teman yang ku kenal dari SMP, Husna, itulah nama yang biasa aku panggil. Nama lengkapnya Khairul Husna Parinduri. Kalau aku tidak salah dia anak ketiga dari empat bersaudara. Dia memiliki abang, kakak, dan adik perempuan. Ayahnya meninggalkan dia bersama ibu, kakak, abang, dan adiknya. Meninggalkan bukan karena Allah telah memanggilnya, namun ayah dan ibunya telah bercerai, dia tidak menceritakan alasannya padaku. Ibunya juga tidak terlalu peduli padanya. Sejak itulah petualangannya dimulai.
Aku hanya mengetahui kisah hidupnya dari dia duduk SMP, teman sekelasku. Dia tinggal dengan kakek dan neneknya di rumak waknya. Perjuangannya ke sekolah aja sudah sangat luar biasa. Dia harus berjalan kaki dari Simpang Melati ke SMP 41, ehmm...kira-kira 1 km. Katanya sich biar hemat. Dia juga harus berjualan untuk membiayai sekolahnya. Aku ingat pertama sekali ia membawa jualannya dia malu, yah aku dengan semangat membantu dia berjualan. “Kue bawang dan cheestik ala Husna, ayo beli..ayo beli...”. Itulah yang aku lakukan di kelas. Dan laku keras, karena memang enak, emmm jadi pengen lagi. He..he... “Husna buat kuenya sama ibu husna, ngerjainnya malam-malam”, itulah jawabannya ketika aku bertanya kapan dia membuat kue itu. Dia pernah bercerita bahwa memang pertumbuhannya agak lambat, makanya ngomongnya agak celat. Dan aku juga tau bahwa dia memang tidak pintar secara kognitif, tapi dia menang di emosional dan spiritual yang hal ini langka dimiliki oleh orang. Dan itulah sebenarnya kunci dari sebuah kesuksesan. Karena kognitif akan mengalir jika yang kedua hal itu telah dimiliki.
Ternyata pertemanan kami berlanjut hingga kami SMA, aku dan dia diterima di SMA N 15 Medan, namun kami tidak sekelas. Kelasnya disebelah kelasku. Aku sering mendengar dia di ejek dengan teman-teman yang lain. Ya, aku tahu sejak SMP dia selalu di caci oleh teman-teman hingga sampai aku menulis cerita ini masih ada aku dengar ejekan orang padanya. Aku sendiri tidak mengerti apa yang sering di tertawakan mereka. Sebuah perubahan besar yang terkesan tiba-tiba bagiku. Dia memang menggunakan jilbab sejak pertama kali duduk di SMA, namun subahanallah jilbabnya terjulur rapi dan melambai-lambai ketika ditiup angin. Perubahan yang sangat cepat dan drastis, dan yang lebih subahanallah lagi dia tetap istiqamah hingga sekarang. Semoga dia bisa mempertahankan kesuciannya hingga akhir kelak. Beda dengan aku yang mendapat hidayah lebih lama, itu pun atas dukungannya yang menyuruh aku untuk mencoba memakai jilbab. Beribu alasan yang aku ungkapkan, entah itu cuma alasan yang aku buat-buat. Tetapi dia selalu memotivasiku, aku jadi ingat ketika kami pulang pengajian yang waktu itu memang wajib menggunakan jilbab, “Mayank cantik dech kalau pakai jilbab”, yah, ketika itu aku memang paling suka di puji yang senyum-senyum.he..he... Akhirnya tepat dikelas 2 aku memutuskan untuk memakai jilbab, yah jilbab yang tidak sempurna.
Begitu besar pengorbanannya untuk tetap istiqomah menjaga auratnya. Cacian dari saudara dan keluarganya yang sempat melarang dia untuk menutup aurat di rumah, hingga melarang dia untuk pergi menotoring dan acara-acara BINTALIS di sekolah. Dia pernah bercerita untuk pergi mentoring saja dia harus bersembunyi-sembunyi, atau jika ketahuan dia akan dimarahi habis-habisan. Belum lagi dikatakan ikut aliran sesat hingga ia hampir diusir dari rumah. Dia juga wajib mengerjakan semua pekerjaan rumah. Aku jadi ingat ketika dia memutuskan untuk hidup mandiri, keluar dari aturan dan kekangan keluarganya. Semua pekerjaan telah dilakoninya, menjadi baby sister, menjaga warung, pokoknya semua yang bisa menghasilkan uang untuk biaya hidupnya.
Namun kedekatan dia pada Allah membuat dia tetap tegar, setegar karang di lautan. Dia mampu istiqamah di atas terpaan badai dan di bawah teriknya matahari, yang mungkin jika aku yang berada di sana sudah terhempas jauh dan takkan mampu bertahan. Namun sekali lagi Allah selalu menepati janjiNya. Di dalam kesulitan pasti ada kemudahan, dan Allah tidak akan memberikan cobaan melebihi kemampuan hambanya. Dia tetap istiqamah, dia tidak pernah malu untuk belajar dan selalu berani menghadapi tantangan itu. Dia tidak pernah ‘cengeng’ dan takut, karena dia yakin bahwa dia benar.
Ada suatu pengalamannya yang membuat aku terperongok dan cemburu dengannya. Karena aku tau tak semua orang mendapatkan hal ini, hanya orang pilihan Allah-lah yang mendapatkannya. PILIHAN ALLAH, bukan manusia. Dia bercerita, ketika dia mengalami problematika kehidupnya yang pada titik sangat sasuh, apalagi ketika kakek yang disayainya telah dipanggil Allah dia bangun di sepertiga malam untuk mengadukan semua kesedihanya pada Robbnya, maha pemilik kehidupan. Ketika itulah ia merasakan bahwa Allah benar-benar ada disampingnya. Allah benar-benar menemaninya malam itu. Dia merasa dekat sekali, sangat dekat. Merasa seluruh beban yang dipikulnya terasa sangat ringan. Yah, itulah moment ia bertemu dengan Ilahi, yang sampai sekarang aku sangat merindukan moment itu menjadi bagian dari cerita hidupku
 Sekarang Allah telah merubah nasibnya. Keluarganya mulai menerimanya. Dan dia sudah menjadi seorang guru di SD. Namun aku tau ini bukanlah akhir dari segalanya, Allah pasti masih akan memberikannya sesuatu yang lebih. Sampai saat ini aku tetap salud dengannya. Seorang gadis yang sering di olok-olok itu sangat berbeda dengan gadis remaja lainnya. Dia menghabiskan waktu 24 jam dengan sesuatu yang subanallah, mulai dari mengajar di SD, mengajar TPA, menjadi guru privat di bebarapa tempat, dan dia juga kuliah di salah satu Universitas Swasta di Medan jurusan PAI. Dia juga sudah dapat membeli kereta dan notebook. Yang semuanya dibiayai dengan jerih payahnya sendiri. Tidak hanya itu untuk dakwah dia masih menyempatkan waktu untuk tetap LQ, pementor, aktif di FORSADS sebagai bendahara umum dan mengisi keputrian di SMA. Aku tau dia amanah. Dan dia tidak pernh bangga akan prestasi yang ia dapatkan. Ketiak aku memujinya dia malah menepisnya dengan halus.
Allah memang tidak akan membiarkan hambaNya sedih, dia memang pantas mendapatkan itu semua. Sebuah doa khusus aku panjatkan semoga dia tetap istiqomah di jalan ini dan mendapatkan kebahagian dunia akhirat.
Gadis kaktus, mungkin terkesan aneh bagi sebagian orang. Tapi entah kenapa itulah yang kupirkan ketika menulis kisah nyata ini. Kaktus yang aku tahu adalah tanaman berduri yang mampu bertahan dalan keaadaan cuasa apapun, panas atau dingin. Kaktus juga tanaman yang tidak murah dan dikagumi masyarakat pencinta tanaman. Dia memang berduri, namun dia tetap dicintai. Hal itu sama deperti kisah hidup temanku yang selau mampu bertahan dalam keadaan apapun, hidupnya yang sangat berbeda denganku, tidak cengeng dan selalu optimis dalam meraih sesuatu. Karena tidak perlu pintar untuk meraihnya, namun usaha, itulah yang terpenting

Refleksi diri :
Mungkin cobaan yang Allah berikan kepada kita berbeda dengannya. Tapi ingatlah Allah ada bersama kita, karena Allah adalah sahabat terbaik yang selalu didekat dan mengabulkan doa-doa kita. Biarlah orang berkata apa, jika yang kita lakukan adalah benar dan hanya untuk sang pemilik cinta, maka yakinlah dalam menghadapinya. Karena di balik kesusahan dan kemudahan dan INGAT ALLAH AKAN SELALU MENEPATI JANJINYA. Wallahu ‘alam...

Sabtu, 07 Mei 2011

Cinta Suci Cinta Hakiki


Saat hati bicara semuanya akan terkalahkan dengan kekuatan cinta yang suci
Yang membawa jiwa dan raga ke alam kebahagiaan yang hakiki
Cinta yang suci berasal dari hati-hati yang suci
Yang terikat pada ikatan yang suci yang hanya mengharapkan ridho Ilahi
Kebahagiaan yang hakiki berasal dari hati yang selalu dekat dengan Ilahi
Menjauhkan rasa dan perasaan dari hasrat dan nafsu
Menjalankan kehidupan hanya mengharap ridho Ilahi

Namun saat hati terbius dengan keinginan untuk memiliki
Menjauhkan diri dari Ilahi
Cinta pun tak akan bertahan lama
Jangan salahkan takdir, karena engkaulah yang memulainya

Teman, selamatkanlah hatimu, jiwamu, dan ragamu
Raihlah cinta yang suci, dengan ikatan suci, dan hanya mengharap ridho Ilahi
Maka engkau akan mendapatkan kebahagiaan hakiki

Hamparan langit kian menertawakan
Kisah kemunafikan atau kekalahan
Tau tapi tidak tau
Yakin tapi tak melaksanakan

Kala pagi ketegaran menghampiri
Kala malam rapuh kembali

Skenario yang terkadang tak dapat di duga
Lembaran demi lembaran yang belum tau akhirnya
Ya...mudah-mudahan happy ending..

Satu kesyukuran yang tak tertandingi oleh apapun
Tak ternilai seperti apapun
Dan tak tergantikan oleh apapun
Hidayah-Mu

Rabu, 04 Mei 2011

Muhasabah Hati

Jika kau pikir Dia tak peduli
Kau lebih tak peduli..
Jika kau kira Dia tak adil
Kau lebih tak adil..
Jika kau rasa Dia tak menyayangimu
Kau lebih tak menyayangiNya..
Jika kau mengira Dia menelantarkanmu di dunia
Kaulah yang menjauh dariNya...

Kau selalu berfikir apa yang kau pikirkan, bukan apa kau rasakan..
Kau selalu mengira apa yang terjadi padamu, bukan apa hikmah dari kejadian itu..
Kau selalu merasakan sesuatu dari sisi negatifnya, bukan positifnya..

Padahal..
Apa yang kau pikirkan, kau kira, dan kau rasakan
Tak seperti dengan apa yang kau pikirkan, kau kira, dan kau rasakan..

Dia lebih tau dari engkau
Dia tak akan membebani engkau dengan cobaan yang tak sanggup engkau pikul
Berbahagialah, karena itu adalah salah satu tanda kepedulian Tuhanmu