Kamis, 30 Juni 2011

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DENGAN METODE PEMBELAJARAN MULTIPLE INTELLIGENCE (MPMI) UNTUK PELAJARAN IPS SEKOLAH DASAR KELAS RENDAH


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
            Pada dasarnya tidak ada anak yang bodoh. Semua manusia diciptakan Tuhan dengan sesempurna mungkin, hanya saja mungkin cara seseorang untuk dapat menerima suatu pelajaran yang berbeda. Ada kriteria orang yang sangat mudah untuk menerima pelajaran, namun ada pula yang sangat sulit untuk menerima pelajaran.
            Sebagian guru banyak yang mengeluh tentang kemampuan, kelakukan, dan perangai siswa. Kata mereka, anak-anak malas belajar, suka bolos, tidak mau memperhatikan guru saat menerangkan pelajaran, suka menggangu teman, nilai selalu jelek, dan lain sebagainya.
            Keluhan guru terhadap anak cenderung meletakkan kesalahannya kepada anak. Benar dan bisakah bila hanya anak didik yang disalahkan ? Mungkin bisa, tetapi alangkah arifnya bila guru mengintropeksi cara mereka belajar, apakah cara guru mengajar sudah baik atau belum? Baik tidaknya guru mengajar dapat dilihat dari produk yang dihasilkannya, tidak hanya kemampuan koqnitif, namun juga kemampuan afektif dan psikomotoriknya. Memang kalau guru yang benar-benar menjiwai profesinya, tugas seorang guru itu sangat berat, karena guru tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan namun juga aklaq atau perilaku. Apalagi guru sekolah dasar, di mana di situlah seorang anak dibentuk kepribadiannya.
            Di dalam menjalani profesi tersebut, seorang guru dituntut untuk dapat mengenal karakteristik setiap anak dan menyesuaikannya dengan strategi pembelajaran. Salah satu yang mempengaruhi strategi pembelajaran adalah metode yang diterapkan oleh guru. Nah, hal itu bukan hal yang mudah, karena anak mempunyai sifat yang unik. Keunikan itu membuat cara mereka untuk menangkap pelajaran juga berbeda. Alhasil guru harus dapat menyesuaikan metode yang yang cocok untuk mereka.
Untuk itu penulis mencoba untuk merancang suatu metode pembelajaran yang disesuaikan dengan jenis kecerdasan anak (Multiple Intelligence). Metode ini dirancang untuk membantu guru menggunakan satu metode untuk semua jenis kecerdasan anak sekaligus dalam satu pengajaran.

B.  Permasalahan
            Pendidikan formal telah menjadi kegiatan yang begitu rumit, kaku, dan terlalu diatur sehingga proses belajar dianggap sebagai sesuatu yang sulit dan otak lebih suka tidak melakukannya. Guru cenderung berfikir bahwa belajar adalah suatu peristiwa khusus, membutuhkan intensif dan imbalan istimewa, bukan sesuatu yang secara alami akan menjadi pilihan orang untuk dilakukan. Sehingga siswa merasa dirinya dituntut untuk bisa melakukan hal yang diinginkan guru, namun tidak disukai oleh anak.
            Belajar di dalam otak anak adalah suatu hal yang membosankan, tekanan, perintah, tidak menyenangkan, dan suatu kewajiban bukan kebutuhan. Kalau ditanya tujuan mereka sekolah adalah disuruh oleh orangtua atau takut tidak mendapat rangking. Apalagi pelajaran IPS yang cenderung terkenal dengan hapalan dan cerita yang membosankan.
Untuk itu punulis mencoba memvariasikan suatu metode pembelajaran dengan jenis kecerdasan anak. Sehingga anak merasa tidak belajar padahal dia sedang belajar .

C.  Rumusan Masalah
            Pelajaran IPS adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang manusia dengan konteks sosial atau sebagai anggota masyarakat. Ilmu-ilmu sosial terdiri dari geografi, sejarah, ekonomi, antropologi, politik, ketatanegaraan, dan psikologi sosial. Namun IPS di SD hanya mempelajari tentang geografi, sejarah, dan ekonomi.
            Paradigma yang telah terbangun di dalam pemikiran masyarakat bahwa IPS adalah pelajaran yang membosankan karena anak selalu dibebankan menghapal. Akibatnya anak pun menjadi terpengaruh oleh pemikiran tersebut.
            Sebenarnya masalahnya bukan terletak pada materi pelajaran IPS, namun mungkin terjadi kesalahan pada penerapan metode yang dilakukan guru dalam proses belajar mengajar. Guru cenderung untuk bercerita sendiri dan siswanya mengantuk dan setelah itu siswa akan dibebankan tugas untuk menghafal. Apalagi untuk kelas rendah, apabila konsep yang diberikan salah maka itu akan berdampak ke tingkat pendidikan selanjutnya. Bisa jadi ia menjadi tidak menyukai pelajaran IPS dan itu akan terbawa teru hingga dia dewasa.
            Selain itu kecerdasan manusia berbeda satu sama lain. Para ahli psikologi menyatakan bahwa kecerdasan anak terbagi atas delapan yaitu lingustik, spasial, kinestetik jasmani, musikal, antarpribadi, intrapribadi, dan naturalis.
Untuk itu guru harus dapat menyesuaikan metode yang digunakan dengan karakteristik kemampuan siswa dalam menerima pelajaran agar anak didik akan lebih mudah untuk menangkap suatu materi pelajaran.

D.  Tujuan
            Salah satu kelemahan terbesar pada sekolah tampaknya adalah kekakuan mereka dalam hal mengajarkan sebuah mata pelalajaran atau keterampilan. Guru memberkan materi dengan suatu cara-biasanya melalui perpaduan antara ceramah, penggunaan papan tulis, buku pelajaran, dan lembar latihan- dan bila anak-anak tidak memahaminya, maka itu adalah masalah mereka, bukan masalah guru. Tapi seperti yang sudah kita lihat, anak-anak belajar dengan berbagai cara dan jika ingin mereka memahami pelajaran yang diberikan kita perlu mengajari merek dengan cara mareka.
            Metode ini dirancang dengan maksimal untuk membantu guru dalam mengajarkan pelajaran di sekolah, khususnya pelajaran IPS kelas rendah agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal. Selain itu juga menjadikan belajar di sekolah menyenangkan dan disukai anak.

E.  Manfaat
            Metode ini diharapkan dapat bermanfaat bagi setiap pembaca, khususnya para calon guru dan guru, serta bermanfaat bagi anak didik itu sendiri. Sebagai para calon guru atau guru, makalah yang sederhana ini dapat menambah wawasan dalam melakukan suatu pembelajaran di sekolah. Sehingga mungkin akan timbul inovasi dan kreativitas lain dan terbaru dalam menciptakan suatu metode pembelajaran yang lebih baik. Bagi anak didik metode ini diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami suatu pelajaran dan beranggapan bahwa belajar itu bukan suatu tekanan, tapi belajar adalah suatu yang menyenangkan.


BAB II
LANDASAN TEORI

Belajar  merupakan proses perubahan perilaku individu yang bersifat menetap dan merupakan hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungannya. Pembelajaran merupakan proses komunikasi transaksional timbal balik antar siswa dengan guru, siswa  dengan siswa, siswa dengan sumber belajar, pada lingkungan belajar tertentu untuk saran tertentu. Tiga tujuan belajar (Syaodih, E. 2008) adalah :
  1. Mempelajari ketrampilan dan pengetahuan tentang materi-materi pelajaran secara spesifik.
  2. Mengembangkan kemampuan konseptual umum, mampu menerapkan konsep yang sama atau berkaitan dengan bidang lain
  3. Mengembangkan kemampuan dan sikap pribadi yang secara mudah dapat digunakan dalam segala tindakan kita
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka belajar harus efektif, yaitu menyenangkan dan bermakna. Karena itu perlu dikembangkan pendekatan-pendekatan pembelajaran, model-model pembelajaran dan metode-metode pembelajaran yang dapat diterapkan pada peserta didik secara optimal sehingga seluruh potensi peserta didik dapat digali sehingga berguna dirinya, masyarakatnya dan bangsanya (memenuhi tujuan Pendidikan Nasional).
Dari berbagai macam metode mengajar yang ada, perlu diketahui bahwa tidak ada satu metode pun yang dianggap paling baik diantara metode-metode yang lain. Tiap metode mempunyai karakteristik tertentu dengan segala kelebihan dan kelemahan masing masing. Suatu metode mungkin baik untuk suatu tujuan tertentu, pokok bahasan maupun situasi dan kondisi tertentu, tetapi mungkin tidak tepat untuk situasi yang lain. Demikian pula suatu metode yang dianggap baik untuk suatu pokok bahasan yang disampaikan oleh guru tertentu, kadang-kadang belum tentu berhasil dibawakan oleh guru lain.
Proses pembelajaran ialah proses belajar mengajar (PBM) atau proses komunikasi dan kerjasama guru dan siswa dalam mencapai sasaran   dan   tujuan   pendidikan-pengajaran.  Pembelajaran   juga merupakan proses pengembangan sikap dan kepribadian siswa melalui berbagai tahap dan pengalaman.
Proses pembelajran ini berlangsung melalui berbagai metode dan multi-media sebagai cara dan   alat menjelaskan,   menganalisis,   menyimpulkan, mengembangkan,   menilai   dan   menguasai (memakai:mengamalkan/aplikasi) pokok bahasan (thema) sebagai perwujudan pencapaian sasaran (tujuan).
Metode belajar-mengajar adalah bagian utuh (terpadu, integral) dari   proses   pendidikan-pengajaran.   Metode   ialah   cara   guru menjelaskan   suatu   pokok   bahsan   (thema,   pokok   masalah) sebagai bagian kurikulum (isi, materi pengajaran), dalam upaya mencapai sasaran dan tujuan pengajaran (tujuan institusional, tujuan pembelajaran umum dan khusus).
Proses pembelajaran, atau PBM sebagai kerjasama guru-siswa, secara   psiko-pedagogis   mengutamakan   oto-aktivitas   siswa (kemandirian,   KBS)   sebagai   bekal   pendewasaan   diri mengembangkan   kemampuan   dan   penguasaan   bidang pengetahuan (bidang studi, mata pelajaran). Artinya, dalam PBM peran guru lebih bersifat tut-wuri handayani, berjalan bersama (bekerjasama, komunikasi, dialog dan hubungan aktab) guru-siswa, ialah suasana pembelajaran di dalam dan di luar kelas.
PBM dan kerjasama guru-siswa mencapai sasaran dan tujuan belajar, ialah melalui cara satu metode, yang pada hakekatnya ialah jalan mencapai sasaran dan tujuan pendidikan-pengajaran.
Jadi, alasan atau nalar guru memilih/menetapkan suatu metode dalam PBM (proses intruksional) ialah:
  1. Metode ini seseuai dengan pokok bahasan, dalam makna lebih menjadi mencapai sasaran dan tujuan instruksional.
  2. Metode   ini   menjadi   kegiatan   siswa   dalam   belajar   (KBS, kemandirian)   dan   meningkatkan   motivasi   atau   semangat belajar
  3. Metode ini memperjelas dasar, kerangka, isi dan tujuan dari pokok bahasan, sehingga pemahaman siswa makin jelas.
  4. Metode   dipilih   guru   dengan   asas   di   atas   berdasarkan pertimbangan   praktis,   rasional   dikuatkan   oleh   kiat   dan pengalaman guru mengajar.
  1. Metode yang berdayaguna, belum tentu tunggal, jadi suatu metode dapat digunakan secara kombinasi (sintesis terpadu) dan dilengkapi dengan media tertentu, bahkan multi-media. Dasar pertimbangan ialah sasaran dan tujuan pendidikan pengajaran.
Pada dasarnya kemampuan seseorang tidak dapat diputuskan dari tes IQ nya saja. Namun disisi lain ada suatu kelebihan pada setiap anak yaitu kecerdasan. Percaya tidak percaya, semua anak itu cerdas. Kecerdasan seorang anak tidak hanya dapat kita lihat dari nilai yang dia dapatkan, namun bagaimana seorang anak dapat memecahkan masalah dan menciptakan produk yang mempunyai nilai budaya.
Karena itu, pada makalah ini, penulis hanya akan mengangkat satu metode pembelajaran yaitu metode Pembelajaran Multiple Intelligence (MPMI)
Dari hasil penelitian Dr. Gardner, kecerdasan dapat dibagi menjadi delapan jenis, yaitu :

  1. Kecerdasan Lingustik (Word Smart)
Yaitu kemampuan menggunakan kata-kata secara efektif. Cara belajar  yang dapat digunakan  adalah dengan mengucapkan, mendengar, dan melihat kata-kata, menghafal sesuatu. Bahan pengajaran yang dapat digunakan misalnya bahan-bahan untuk membuat tulisan, tape recorder, buku harian, kaset dan buku, mesin tik, pengolah kata, bentuk-bentuk alfabet, perangko, kunjungan ke perpustakaan, teka teki silang, petunjuk bahasa isyarat, telepon, balok-balok huruf.

  1. Kecerdasan Logic-Matematis (Number Smart)
Yaitu kemampuan yang melibatkan keterampilan mengolah angka dan kemahiran menggunkan logika atau akal sehat. Cara belajar  yang dapat digunakan  adalah memberi mereka materi konkrit yang dapat dijadikan bahan percobaan, mereka juga senang untuk mengelompokkan suatu benda berdasarkan kategori tertentu, dan dapat pula mengajak mereka ke tempat-tempat yang mendorong pemikiran ilmiah, misalnya museum atau pameran, membuat daftar peritiwa. Bahan pengajaran yang dapat digunakan misalnya permainan kocok otak, kalkulator, permainan matematika, logika, uang dan kartu remi, mengklasifikasi, jam, dan uang mainan.
  1. Kecerdasan Spasial (Picture Smart)
Yaitu kecerdasan gambar dan visualisasi. Cara belajar  yang dapat digunakan  adalah melalui gambar, metafora, visual, dan warna, cerita kisah-kisah menyentuh dan saling berbagi impian dengan mereka, menonton film. Bahan pengajaran yang dapat digunakan misalnya jigsaw puzzle, globe, peta, peralatan menggambar, melukis, dan mewarnai, gambar-gambar, film, koleksi,  dan kacamata untuk melihat dalam gelap.

  1. Kecerdasan Kinestetik Jamani (Body Smart)
Yaitu kecerdasan seluruh tubuh dan tangan. Cara belajar  yang dapat digunakan  adalah dengan menyentuh, memanipulasi dan bergerak. Misalnya melalui seni peran, improvisasi dramatis, gerakan kreatif, dan semua kegiatan yang melibatkan kegiatan fisik. Bahan pengajaran yang dapat digunakan adalah permainan yang menggunakan tubuh, seperti lempar-lemparan, boneka, trik sulap.

  1. Kecerdasan Musical (Music Smart)
Yaitu kemampuan yang melibatkan kemampuan menyanyikan sebuah lagu, mengingat melodi music, mempunyai kepekaan akan irama, atau sekedar menikmati musik, , mengdengarkan lagu-lagu, membuat ulang suara-suara tiruan. Cara belajar  yang dapat digunakan  adalah melalui irama dan melodi. Bahan pengajaran yang dapat digunakan misalnya rekaman musik, alar musik perkusi, tape recorder, kotak suara, radio, alat bend atau orkestra, dan permainan menyanyi.

  1. Kecerdasan Antar Pribadi (People Smart)
Yaitu kemampuan untuk memahami dan bekerjasama dengan orang lain. Cara belajar  yang dapat digunakan  adalah dengan berhubungan dan kerja sama, diskusi kelompok. Mereka perlu belajar dengan interaksi dinamis dengan oarang lain, beri mereka kesempatan untuk mengajari anak-anak lain. Bahan pengajaran yang dapat digunakan adalah permainan yang menggunakan papan, kegiatan belajar bersama.

  1. Kecerdasan Intra Pribadi (Self Smart)
Yaitu kecerdasan memahami diri sendiri. Cara belajar  yang dapat digunakan  adalah memberi kesempatan untuk menetapkan target, memilih kegiatan mereka sendiri, dan menentukan kemajuan mereka sendiri melalui proyek apapun yang mereka minati, menggambarkan perasaan seseorang, membaut buku harian tentag kisah seseorang, menyuruh mereka untuk memikirkan tentang perasaan seseorang yang mengalami suatu peristiwa tertentu, menulisakan sesuatu sesuai dengan keinginannya, menanyakan pendapatnya, membuat suatu daftra berdasarkan urutn\an yang dia sukai dn biarka ia menjelaskan alasannya. Beri mereka kesempatan untuk belajar sendiri, dan melakukan proyek dan permainan sendiri. Hargai privasi mereka. Mereka juga menyukai cerita kisah-kisah tokoh-tokoh masyarakat. Bahan pengajaran yang dapat digunakan adalah membuat buku harian, permainan individualisme, menggambarkan perasaan seseorang.

  1. Kecerdasan Naturalisme (Nature Smart)
Yaitu kemampuan dalam mengenali bentuk-bentuk alam disekitar kita. Cara belajar  yang dapat digunakan  adalah terlibat dalam pengalaman di alam terbuka. Misalnya dengan cara penelitian, meneliti suatu fenomena yang terjadi.
Kita harus ingat bahwa setiap orang mempunyai kedelapan kecerdasan ini dan setiap hari menggunakannya dengan kombinasi yang berlainan. Selain itu kita juga harus ingat bahwa setiap orang mempunyai kedelapan kecerdasan ini dengan cara mereka masing-masing. Ada orang yang unggul pada kecerdasan tertentu, namun ada pula yang mengalami kesulitan dalam berbagai kecerdasan, tapi kebanyakan dari kita berada di tengah-tengah. Kita mempunyai satu atau lebih kecerdasan yang terasa mudah untuk kita ungkapkan, beberapa yang terasa sedang saja, dan ada pula yang merasa sangat sulit.
Kalau kita lihat sekolah-sekolah lebih menghargai kemampuan lingustik dan logis matematik, sedangkan kecerdasan yang lain sering terabaikan.
           
BAB III
METODE PEMBELAJARAN MULTIPLE  INTELLIGENCE (MPMI)

A.    Pengertian Metode Pembelajaran Multiple Intelligence (MPMI)
Metode pembelajaran multiple intelligence adalah suatu metode pembelajaran yang menitikberatkan pembelajaran yang mengembangkan kecerdasan yang dimiliki oleh anak.
Menurut Howard Gadrner, seorang psikologi dari Amerika menyatakan bahwa setiap anak mempunyai banyak cara berbeda untuk menjadi pandai, melalui kata-kata, angka, gambar, musik, ekspresi fisik, pengalaman dengan alam, interaksi sosial, dan pemahaman diri sendiri.
            Dari hasil penelitian Horward tersebut, penulis mencoba untuk merangkai metode pembelajarn yang di beri nama Metode Pengajaran Multiple Intelligence (MPMI)
Mungkin Multiple Intelligence tidak asing lagi terdengar di telinga kita, yaitu jenis-jenis kecerdasan. Setiap anak mempunyai kecerdasan yang berbeda, oleh karena itu cara untuk menangkap pelajaran pun berbeda.  MPMI merupakan suatu metode yang menggunakan Multiple Intelligence anak dalam suatu pembelajaran yang bervariasi. Di mana dalam satu materi pelajaran yang diajarkan dapat mengenai seluruh karakteristik anak.
Sebelum kita menggunakan metode MPMI ini, tidak ada salahnya guru melakukan observasi dahulu tentang jenis kecerdasan mana yang paling terlihat pada diri anak. Hal itu dapat dilihat dari ciri-ciri dan karakteristik setiap anak. Adapun ciri-ciri dari  Multiple Intelligence anak adalah :

  1. Kecerdasan Lingustik (Word Smart)
-          Suka menulis kreatif
-          Mengarang kisah khayal atau menuturkan lelucon dan cerita.
-          Sangat hafal nama, tempat, tanggal, atau hal-hal yang kecil.
-          Suka membaca buku.
-          Mengeja kata-kata dengan tepat dan mudah.
-          Menyukai pantun lucu dan permainan kata.
-          Suka mengisi teka-teki silang atau permainan
-          Menikmati mendengar kata-kata lisan.
-          Mempunyai kosa kata yang luas untuk anak seusianya.
-          Unggul dalam pelajaran sekolah yang melibatkan membaca dan/atau menulis.

  1. Kecerdasan Logic-Matematis (Number Smart)
-          Menghitung problem aritmetika dengan cepat di luar kepala.
-          Menikmati menggunakan bahasa komputer atau program sofware logika.
-          Mengajukan pertanyaan logika.
-          Menjelaskan masalah secar logis.
-          Suka men\rancang suatu eksperimen.
-          Suka menyusun dalam kategori.
-          Mudah memahami sebab akibat.
-          Menikmati pelajaran matematika dan IPA dan berpretasi tinggi.

  1. Kecerdasan Spasial (Picture Smart)
-          Menonjol pada kelas seni di sekolah.
-          Memberikan gamabran visual yang jelas ketika sedang memikirkan sesuatu.
-          Mudah membaca peta, grafik, dan diagram.
-          Menggambarkan sosok orang atau benda yang persis aslinya.
-          Senang melihat film, slide, atau foto.
-          Menikmati melakukan teka-teki jiqsaw, maxe, atau kegiatan visual lain.
-          Sering melamun
-          Membangun konstruksi tiga dimensi.
-          Mecoret-coret di atas secarik kertas atau di buku tugas sekolah.
-          Labih banyak memahamu lewat gamabr daripada lewat kata-kata ketika sedang membaca.




  1. Kecerdasan Kinestetik Jamani (Body Smart)
-          Berpretai dalam oleh raga.
-          Bergerak-gerak ketika sedang duduk.
-          Terlibat dalam kegiatan fisik.
-          Perlu menyentuh sesuatu yang ingin dipelajari.
-          Memperlihatkan keterampilan dalam bidnag kerajinan tangan.
-          Pandai menirukan gerakan, kebiasaan, dan perilaku orang lain.
-          Sering merasakan jawaban masalah yang dihadapi.
-          Sangat suka membongkar berbagai banda dan kemudia menyusunnya lagi.

  1. Kecerdasan Musical (Music Smart)
-          Suka memainkan alat musik.
-          Ingat melodi lagu.
-          Berpresatasi pada pelajaran seni musik.
-          Lebih bisa belajar dengan iringan musik.
-          Mengoleksi CD atau kaset.
-          Suka bernyanyi.
-          Bisa mengikuti irama musik.
-          Mempunyai suara yang bagus unutk menyanyi.
-          Peke terhadap suara-suara dilingkungannya
-          Memberikan reaksi yang kuat terhadap berbagai jenis musik.

  1. Kecerdasan Antar Pribadi (People Smart)
-          Mempunyai banyak teman
-          Mudah bersosialisasi.
-          Tampak sangat mengenal lingkungannya.
-          Terlibat dalam kegiatan berkelompok di luar jam sekolah.
-          Berperan sebagai penengah bila ada temannya yang berkelahi.
-          Dicari sebagi penasehat atau pemecah masalah oleh temannya.
-          Menikmati mengajari orang lain.
-          Tampak mempunyai bakat memimpin.
  1. Kecerdasan Intra Pribadi (Self Smart)
-          Memperlihatkan sikap independen atau kemampuan yang kuat.
-          Bersikap realitis terhadap kelebihan dan kekurangannya.
-          Memberikan reaksi keras ketika membahas topil-topik kontroversi.
-          Bekerja atau belajar dengan baik seorang diri.
-          Mempunyai pandangan hidup yang lain dari pandangan lain.
-          Belajar dari kesalahan masa lalu.
-          Dengan tepat mengekspresikan perasaanya.
-          Terarah pada pencapaian tujuan
-          Terlibat dalam hobi yang dikerjakan sendiri.

  1. Kecerdasan Naturalisme (Nature Smart)
-          Akrab dengan hewan peliharaan.
-          Menikmati jalan-jalan di alam terbuka.
-          Menunjukkan kepekaan terhadap bentuk-bentuk alam.
-          Suka berkebun atau berada dekat kebun.
-          Membawa pulang serangga, bunga, daun, atau benda-benda alam lainnya untuk diperlihatkan.
-          Memperlihatkan pemahaman yang mendalam di sekolah dalam topik-topik yang mlibatkan sistem kehidupan.

Dalam prosedur pelaksanaan MPMI guru dapat merangkai kegitan pembelajaran dengan menggunakan Mind Mapping atau pikiran. Metode ini dikembangkan oleh Tony Buzan (1970). Cara pembuatannya bila dikombinasikan dengan MPMI adalah :
  1. Tentukan tema yang akan disampaikan, lalu buatlah di tengah-tengah kertas. Tidak perlu panjang, namun singkat dan padat.
  2. Buat cabang (sub bagian) dan ranting. Dalam MPMI cabang tersebut adalah kedelapan kecerdasan anak.
  3. Kemudian tentukan pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang disesuaikan dengan sifat kecerdasan anak tersebut.
Adapun contoh Mind Mapping MPMI dalam pelajaran IPS SD adalah :


 






























B.     Prosedur Pelaksanaan Metode Pembelajaran Multiple Intelligence (MPMI)





Untuk pelaksanaan pengajaran guru dapat merangkainya menjadi suatu prosedur tertentu, yang langkah-langkahnya di ambil dari Mind Mapping yang telah disusun. Adapun prosedur pemakaian Metode Pembelajaran Multiple Intelligence (MPMI) adalah:

  1. Persiapan pemakaian Metode Pembelajaran Multiple Intelligence (MPMI)
      Rangkai kegiatan pembelajaran dengan menggunakan Mind Mapping kemudian  susun rancangan pembelajaran dari Mind Mapping tersebut.
      Mengorganisasikan pembelajaran yang akan disampaikan.
      Memilih dan mempersiapkan media instruksional atau alat bantu yang digunakan untuk pembelajaran.

  1. Pelaksanaan pemakaian Metode Pembelajaran Multiple Intelligence (MPMI)
Untuk pelaksanaan MPMI kegiatan yang dilakukan sesuai dengan Mind Mapping. Pembelajaran dilakukan dengan menyusun Mind Mapping tersebut menjadi suatu pembelajaran yang sistematis dan memasukkan semua Mind Mapping ke dalam proses pembelajaran. Dalam akhir kegiatan pembelajaran guru menarik kesimpulan dari rangkaian kegiatan yang telah dilakukan. Dan menanyakan perasaan siswa setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran hari ini.
Contoh kegiatan pembelajarannya adalah :
      Guru mempersiapkan peta dunia, usahakan dalam bentuk yang besar agar kelihatan oleh siswa. Pada setiap benua tempelkan salah satu hewan atau tanaman khas sebagai lambang masing-masing benua.
      Setelah guru menjelaskan sedikit tentang Benua tersebut, mintalah anak membaca nama-nama benua di peta dengan cara berulang-ulang (misalnya sampai 3 kali). Dalam hal ini divariasikan dengan lagu yang diciptakan oleh guru, kemudian menyanyikannya dengan bersama-sama.
      Guru menyediakan bola dunia plastik berlabelkan nama-nama ketujuh benua, lemparkan bola kepada anak. Ketika ia menangkapnya, ia harus menyebutkan nama benua yang tersentuh ibu jari kirinya.
      Mintalah anak untuk mengurutkan ketujuh benua menurut berbagai ciri (misalnya ukuran geografis, popolasi, dan sebagainya/beri kebebasan pada anak) dalam sebuah grafik atau daftar ciptaannya. Kemudian suruh mereka membacanya dan menjelaskan alasan mereka membuat hal tersebut.
      Buatlah suatu game menyusun puzzle, yang dilakukan secara berkelompok.
      Di akhir pembelajaran buat waktu khusus (5 menit) untuk mendengarkan cerita mereka ”Curhat Time”.

C.    Kelebihan dan Kelemahan Metode Pembelajaran Multiple Intelligence (MPMI)
Bagaimanapun juga metode ini juga memiliki kelebihan dan kekurangannya. Karena tidak ada sesuatu yang sempuna. Apalagi metode ini masih dirancang secara sesederhana mungkin.
Adapun kelebihan dari  Metode Pembelajaran Multiple Intelligence (MPMI) adalah :
      Rangkaian kegiatan yang dilakukan sudah merangkap kepada Multiple Intelligence siswa, sehingga siswa dapat memehami sesuatu pelajaran.
      Kegiatan pembelajaran yang bevariasi dan siswa berperan lebih aktif.
      Menghilangkan kejenuhan siswa untuk belajar IPS.
      Keterlibatan guru dan siswa sama-sama aktif.
      Siswa dapat benar-benar memahami apa yang sedang dipelajari, karena pelaksanaan pembelajaran dilakukan sesuai dengal hal ia senangi.
      Mudah untuk memusatkan perhatian siswa, karena pembelajaran melibatkan keaktifan siswa.
      Siswa dapat mengetahui dengan jelas, apa yang terjadi, bagaimana proses terjadinya serta bagaimana berkerjanya alat-alat yang digunakan.
      Bakat, keterampilan siswa akan lebih mudah untuk dikembangkan.
      Rasa ingin tahu siswa dapat ditimbulkan.
      Siswa dapat menerima materi pembelajaran lebih berkesan, sehingga dapat terbentuk pengertian yang lebih sempurna.

Sedangkan kekurangan dari  Metode Pembelajaran Multiple Intelligence (MPMI) adalah :
      Menuntut pengetahuan dan kecekatan guru.
      Kurangnya peralatan yang tersedia di sekolah.
      Apabila guru tidak kreatif maka pembelajaran akan monoton.
      Diperlukannya keaktifan dan kemampuan guru dalam membuat prosedur pembelajaran yang menyenangkan.

BAB VI.
PENUTUP
A.  Simpulan
Belajar  merupakan proses perubahan perilaku individu yang bersifat menetap dan merupakan hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungannya.
Metode   ialah   cara   guru menjelaskan   suatu   pokok   bahsan   (thema,   pokok   masalah) sebagai bagian kurikulum (isi, materi pengajaran), dalam upaya mencapai sasaran dan tujuan pengajaran (tujuan institusional, tujuan pembelajaran umum dan khusus).
Kecerdasaan anak terdiri dari Kecerdasan Lingustik (Word Smart), Kecerdasan Logic-Matematis (Number Smart), Kecerdasan Spasial (Picture Smart), Kecerdasan Kinestetik Jamani (Body Smart), Kecerdasan Musical (Music Smart), Kecerdasan Antar Pribadi (People Smart), Kecerdasan Intra Pribadi (Self Smart), dan Kecerdasan Naturalisme (Nature Smart).
Metode pembelajaran multiple intelligence adalah suatu metode pembelajaran yang menitikberatkan pembelajaran yang mengembangkan kecerdasan yang dimiliki oleh anak.

B.  Saran
Dari berbagai macam metode mengajar yang ada, perlu diketahui bahwa tidak ada satu metode pun yang dianggap paling baik diantara metode-metode yang lain. Tiap metode mempunyai karakteristik tertentu dengan segala kelebihan dan kelemahan masing masing. Suatu metode mungkin baik untuk suatu tujuan tertentu, pokok bahasan maupun situasi dan kondisi tertentu, tetapi mungkin tidak tepat untuk situasi yang lain. Demikian pula suatu metode yang dianggap baik untuk suatu pokok bahasan yang disampaikan oleh guru tertentu, kadang-kadang belum tentu berhasil dibawakan oleh guru lain. Jadi keberhasilan dalam penggunaan suatu metode tergantung dengan bagaimana guru dapat melaksanakan metode tersebut, termasuk Metode pembelajaran multiple intelligence juga.


DAFTAR PUSTAKA

      Armstrong, Thomas. 2003. “Setiap Anak Cerdas”. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
      Dosen, Tim. 2008. “Konsep Dasar IPS”. FIP : UNIMED.
      Pengajar, Tim. 2009. ”Strategi Pembelajaran Di SD”. FIP : UNIMED.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar